3
Aku coba mengumpulkan sisa tenaga dan kesadaranku. Berjalan cepat ke arah perawat dengan perasaan yang campur aduk. Berharap semua akan baik-baik saja, sekaligus cemas jika harapan itu akan diruntuhkan. Namun rasa cemas itu seketika berkurang saat perawat tersebut mengabarkan bahwa kondisi pasien sudah membaik. Dia tidak menjelaskan banyak hal, hanya mengantarkanku ke ruangan pasien.
Aku memasuki ruangan yang di dalamnya disekat menjadi dua bilik. Satu bilik terlihat kosong dan di bilik satunya terlihat seseorang mengenakan jas putih sedang berdiri sambil memeriksa dokumen. Di sebelahnya, yang sedang berbaring di atas ranjang pasien adalah adikku. Matanya terpejam dan di kepalanya tedapat perban yang menutupi dahinya.
Saat dihubungi rumah sakit, mereka hanya bilang adikku mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang ditangani di IGD. Aku panik dan segera berangkat ke rumah sakit, menerjang hujan deras yang mengguyur kota ini. Aku tak tahu bagaimana kondisi yang sedang dialami adikku.
Aku mendekat dan mengamati kondisinya yang masih tertidur. Dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah membaik, lalu menjelaskan lebih detail mengenai kondisi yang dialami adikku. Ada benturan di kepalanya yang jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal. Untuk saat ini, kondisinya sudah stabil. Namun perlu dilakukan pengamatan untuk beberapa waktu dan pemeriksaan lagi supaya adikku diperbolehkan rawat jalan.
Setelah selesai memberikan penjelasannya, dokter pun pamit. Kini hanya ada aku dan adikku yang masih terlelap ini. Perasaanku sedikit lega setelah mendengar penjelasan dari dokter tadi. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika aku harus kehilangan satu-satunya keluargaku yang tersisa ini.