Deny Wasawi
1 min readNov 18, 2018

nomad.

i.

kau selalu berharap jika nanti pulang, waktu akan memanjangkan perjalananmu dari waktu terakhir kali kau kembali ke tempat itu. dalam jarak antara berangkat dengan tiba, kau selalu memikirkan cara untuk tidak pernah sampai pada tiba. namun kau tidak pernah menemukan caranya saat tiba telah mengetuk kaca jendelamu.

kau membenci konsep rumah. setiap orang selalu dengan mudah mengatakan: ini rumah, tempatmu pulang. namun mereka lupa mengajarimu bagaimana caranya untuk tinggal dan menggambar peta pulang. menemukan adalah usaha untuk tidak tersesat, tapi kau tidak suka berusaha dan lebih mudah tersesat.

rumah adalah tujuan dari kata pulang, tapi satu-satunya tujuanmu pergi adalah untuk tidak pernah sampai pada tiba. pulang adalah kata kerja yang tidak pernah bekerja pada dirimu.

ii.

waktu kecil, kau suka memandang langit yang ada di langit-langit kamarmu. sebelum tidur, kau menggambar sebuah peta petualangan di langit itu, membayangkannya sebagai bintang yang jatuh ke dalam mimpimu. kau takut menutup mata, tapi bintang itu selalu menemukanmu dan menemanimu memasuki dunia mimpi. ia menuntunmu seperti peta yang menuntun pelaut di malam hari.

namun kini, jauh dari langit-langit tempatmu memandang langit waktu kecil, kau menemukan dirimu tersesat entah di bawah langit yang mana. langit yang kau pandang begitu terang. bintang yang selalu menemukanmu tidak lagi kini kau temukan. peta yang kau gambar tidak pernah selesai, ia selalu dihapus oleh pikiranmu dari beberapa waktu yang lalu. dan kau tidak pernah menutup matamu sejak berada di bawah langit itu.

iii.

waktu adalah rumah bagi mereka yang tersesat. dan yang kaubutuhkan saat ini adalah lebih banyak waktu untuk tersesat.

Deny Wasawi
Deny Wasawi

No responses yet