Ruang Beratap

Deny Wasawi
2 min readMay 4, 2020

--

Klak. Suara kunci pintu yang sedang dibuka. Nyonya terbangun. Dari tempatnya tidur, ia beranjak ke arah pintu. Laras membuka pintunya dan Nyonya langsung berlari. Kucing putih gemuk itu begitu menggemaskan saat berlari menghampiri Laras.

Hari ini Laras pulang terburu-buru. Langit di atas kotanya terlihat begitu gelap. Tampaknya langit ingin segera menumpahkan seluruh isinya. Dia tidak mau terjebak hujan apalagi ditambah kemacetan jalanan. Tidak ada hal yang mendesak di tempat kerjanya, jadi dia bisa segera pulang.

Nyonya sepertinya sudah menunggunya pulang. Tentu saja karena tempat makannya sudah kosong. Ia terus menempel ke kaki Laras. Nyonya tak pernah menyerah untuk membuntuti Laras sebelum mendapatkan makanannya. Dan Laras pun selalu kalah saat melihat tingkahnya.

Baru saja Laras menuangkan makanan Nonya. Hujan langsung tumpah. Sangat deras. Suaranya seperti seseorang sedang menuangkan pasir ke atap-atap rumah. Berisik. Dan angin mulai bertiup kencang. Mengajak hujan menari ke sana ke mari.

Seakan sudah tahu hujan lebat akan muncul, Nyonya lebih tertarik dengan makanannya. Hanya Laras yang menghembuskan napas lega. Dia bisa terhindar dari jebakan hujan di luar sana.

Dari celah-celah udara, hawa dingin yang dibawa angin mulai terasa. Laras memutuskan untuk memasak air. Mandi air hangat sepertinya terasa pas untuk saat ini. Sambil menunggu air mendidih, Laras menyiapkan makan malam untuk dirinya.

Di antara bunyi air yang mulai mendidih dan suara pisau yang beradu dengan talenan, Nyonya tiba-tiba memanggil-manggil Laras. Suaranya benar-benar menggemaskan, membuat Laras tidak sanggup mengabaikannya. Rupanya ada tetesan air dari atap yang jatuh di mangkuk makanan Nyonya. Ah, benar-benar manja. Nyonya tidak mau makan sisa makanannya yang sudah basah.

Sambil mengganti makanan Nyonya, Laras mendengar lagi suara tetesan di tempat lain. Laras segera mengambil lap untuk mengepel lantai yang basah dan menaruh ember atau mangkuk untuk mewadahi bocornya.

Rasanya aneh. Kalau dipikir-pikir, baru kali ini dia merasakan atap bocor. Karena jauh sebelum menempati rumah ini, Laras selalu tinggal di tempat yang tidak beratap. Di ingatannya, dia selalu menghindari hujan meski pada akhirnya tidak ada tempat yang melindunginya dari hujan.

Photo by Barb McMahon on Unsplash

Bandung, 4 Mei 2020

--

--

Deny Wasawi
Deny Wasawi

No responses yet